Sabtu, 11 Juni 2016

Dialog Publik Jasa Raharja 2016 "Budaya Proaktif Guna Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat"

PT. Jasa Raharja adalah salah satu perusahaan milik negara yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan, dan operasionalisasi usahanya merupakan implementasi dari Undang-Undang No. 33 (pertanggungan kecelakaan penumpang) dan UU No. 34 tahun 1964 (pertanggungan kecelakaan lalu lintas jalan). Untuk korban kecelakaan yang merupakan penumpang dari kendaraan umum, terjamin atau tidaknya didasarkan pada UU. No 33 tahun 1964. Sedangkan untuk korban kecelakaan lalu lintas jalan yang bukan merupakan penumpang kendaraan umum, terjamin atau tidaknya didasarkan pada UU. No. 34 tahun 1964.


Kali ini Jasa Raharja Jawa Barat bekerjasama dengan Universitas Islam Bandung melaksanakan dialog publik yang tujuannya Tujuan diadakannya Dialog Publik ini adalah untuk mengoptimalkan peran Jasa Raharja dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat, agar masyarakat lebih mengetahui ekstitensi Jasa Raharja sebagai pengelola asuransi sosial di bidang kecelakaan lalu lintas.
Kegiatan ini dilaksanakan di gedung Aula Hj. Kartimi Kridoharsdjo, Jumat (03/06). Acara ini dihadiri oleh hampir dua ratus mahasiswa dari berbagai fakultas dan juga beberapa komunitas motor yang turut serta memberikan beberapa informasi mengenai lalu lintas yang semakin padat, dengan tingkat kecelakaan yang semakin tinggi.

Acara ini dibuka langsung oleh Rektor UNISBA, Prof. Dr. dr. M. Thaufiq S. Boesoirie, MS., SP.THT-KL(K) dan empat narasumber yang informatif yaitu, Delya Indra (Kepala Jasa Raharja Cabang Jawa Barat), Syamsudin (Kepala Seksi Angkutan Darat Dinas Perhubungan Prov.Jawa Barat) dan Dr.Ir.Toni Juadiantono (Pengamat Transportasi). Dengan adanya narasumber yang sangat informatif membuat audiens juga dapat memahami pelajaran ataupun informasi yang diberikan untuk diterapkan.


Setelah acara selesai, para audiens mendapatkan berbagai doorprize dengan memperebutkan beberapa hadiah yaitu salah satunya smartphone, helm, dan lainnya. Dialog publik ini dilaksanakan agar masyarakat dan generasi muda khususnya untuk mengetahui pentingnya peran jasa raharja.

Ramadhan 1437 H

Tahun 2016 ini, senang sekali masih selalu menyambut Bulan Ramadhan juga dengan bertambahnya umur yang tidak terasa semakin dewasa. Walaupun setiap tahun apapun selalu ada cerita dan perbedaannya. Tahun ini saya masih menjadi salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNISBA, saya juga masih menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Public Relations. Tidak terasa sudah 2 periode dijalani, dan terus belajar juga sambil mengembangkan networking.

Pada setiap tahunnya, 3 bidang kajian di Fak. Ilmu Komunikasi mengadakan Studium Generale yang tujuannya adalah untuk mengenalkan bagaimana bidang kajian tersebut secara mendalam, dan bagaimana prospek kerjanya. Di Fikom Unisba sendiri memililik 3 Bidang Kajian yaitu, Public Relations, Manajemen Komunikasi, dan Jurnalistik.

Dari tahun ke tahun biasanya bidang kajian berkolaborasi dengan Organisasi yang ada dibawahnya, tahun ini Bidang kajian Public Relations berkerja sama dengan HIMA PR, mengusung tema “Personal Branding and Leadership PR at Digital Era”, dengan menampilkan sejumlah pembicara yang siap memberikan sajian-sajian yang menarik, yaitu Indra Ardiyanto, ST. M.Ikom (Manajer Manajement Service PT. XL Axiata), Nurlaela Arief, M. BA., M.IPR (Head of Corporate Communications PT. Biofarma), Khantia Ridwan Dirgantara (Ketua Umum Perhumas Muda Bandung), dan Pradikta Wicaksono (Artis dan Musisi).


Acara berlangsung pada Kamis (9/06) di gedung Aula Hj. Kartimi Kridoharsdjo, yang dimulai pada pukul 13.00 WIB. Antusiasme masyarakat fikom, khususnya fikom 2015 sangatlah terlihat walaupun sedang bulan Ramadhan mereka tetap bersemangat untuk mengikuti Studium Generale ini sampai akhir acara. Bulan ramadhan ini menjadi tidak terasa lapar dan dahaga karena pembicara dan juga bintang tamu sangatlah komunikatif dalam menyampaikan materi membuat bersemangat.


Hal yang bisa saya ambil adalah walaupun kita sedang menjalani ibadah puasa, tidak berarti kita menjadi malas-malasan tetap harus bersemangat, karena belajar adalah ibadah. Belajar tidak hanya harus selalu dikelas, contohnya adalah mengikuti Studium Generale ini. Selain menimbulkan semangat dan suasana baru dalam mempelajari suatu hal, SG ini menjadi salah satu sarana apabila kelak kita akan menjadi seorang Public Relations, kita sudah mengetahui kiat-kiat menjadi seorang PR.




Maka dari itu kita harus terus menyemangati diri kita, karena sugesti yang paling kita terima untuk diri sendiri adalah diri kita sendiri. Kita harus terus menanamkan rasa positif, agar mood kita tetap terjaga dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Apalagi dengan semakin dewasa kita, dan juga zaman yang semakin berkembang pesat, kita tidak boleh tertinggal harus lebih kreatif dan juga terus berusaha menjadi pribadi yang kuat. 


Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Teman-Teman!


Marhaban Ya Ramadhan 1437 H.

Kamis, 02 Juni 2016

Agama

Agama adalah sebuah koleksi yang teroganisir dari kepercayaan, sistem, budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan atau perintah dari kehidupan. Banyak berbagai agama yang mempunyai simbol, narasi, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan manusia mengenai sifat manusia, orang yang mempunyai moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai.
Kepercayaan agama Islam yaitu kepada Allah SWT bahwa mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir setelah diutusnya Nabi Isa pada 6 abad sebelumnya. Agama islam mempercayai bahwa Al-Qur’an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebaga sumber hukum sebagai sumber hukum dan peraturan hidup yang sangat penting dan utama. Mereka tidak menganggap Nabi Muhammad sebagai pengasas agama baru melainlan sebagai penerus dan pembaharu kepercayaan yang diturunkan oleh Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi oleh Tuhan yang sama. Umat Islam meyakini bahwa Al-Qur’an yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril adalah sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah 2:2). Adapun didalamnya umat Islam diharuskan beriman dan meyakini kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum Al-Qur’an (Zabur, Taurat, Injil dan sahuf para Nabi dan rasul terdahulu sebeum Muhammad).
Di Indonesia, terdapat berbagai agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Agama islam merupakan agama mayoritas yang dianut oleh masyakarat Indonesia, orang Negara lain dapat menyebut Indonesia sebagai Negara Islam. Negara Indonesia merupakan Negara yang sangat besar yang mempunyai 5 pulau besar dan beribu-ribu pulau kecil didalamnya, hal tersebut mengakibatkan di beberapa bagian pulau dan kota-kota di Indonesia tersebarlah agama-agama Islam. Dalam kehidupan beragama, iman, islam, dan ihsan telah menjadi sebuah ilmu tersendiri, semuanya selalu dilakukan secara bersamaan dan tidak membeda-bedakan dalam ajaran agama islam yang merupakan suatu kesatuan tidak dapat dipisahakan satu sama lain. Hal penting dalam agama Islam yang pertama yaitu :
1.      Aqidah (Keimanan) yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman kepada Kitab, Iman kepada Rasulallah, Iman kepada Hari Akhir, Iman Kepada Qodo dan Qodar
2.      Syariah, Ibadah Khusus “Mahdhah” yaitu Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Naik Haji. Ibadah Umum “Ghoir Mahdhoh” yaitu Keluarga, Ekonomi, Politik, Warisan, Hukum Pidana dan Perdata, Kebudayaan, Kerjasama.

3.      Akhlak, terhadap Allah SWT dan sesame ummatnya atau makhluk.

Rabu, 01 Juni 2016

Social Technographics Profile : Which One Are You?

Dalam memaparkan mengenai bentuk aktifitas konsumen, Li dan Bernoff memperkenalkan sebuah alat yang mereka sebut sebagai Social Technographics Profile (STP). STP adalah sebuah cara untuk mengelompokkan konsumen berdasarkan aktifitas mereka di social media.




STP dibagi ke dalam 7 klasifikasi yang diurutkan mulai dari tingkatan paling tinggi sampai dengan paling rendah. Awalnya ada 6 kelompok yang dimasukkan ke dalamnya, yakni creators, critics, collectors, joiners, spectators, dan inactives. Pada tahun 2010, Li dan Bernoff menambahkan satu kelompok baru yakni conversationalists. 7 klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1.     
  1. Creators, yaitu orang yang aktif menciptakan konten untuk dipublikasikan dan didistribusikan online secara bebas. Ini adalah tipe konsumen yang secara aktif menciptakan konten-konten untuk dipublikasikan dan didistribusikan online secara bebas. Konten-konten yang diciptakan bisa berupa artikel blog, website, musik, hingga video.
  2. Conversationalists, yaitu orang yang banyak terlibat dan memulai perbincangan di social network. Tipe konsumen ini aktif sekali meng-update status mereka di Facebook dan Twitter. Conversationalists juga senang berbalas komentar dengan pengguna social network lainnya.
  3. Critics, yaitu orang yang senang mengkritisi berbagai hal yang mereka lihat di media sosial. Aktifitas yang biasa mereka lakukan antara lain memberikan penilaian / rating mengenai produk atau jasa dari suatu perusahaan, meninggalkan komentar di blog orang lain, aktif berkontribusi di forum-forum online, dan mengedit artikel-artikel wiki.
  4. Collector, yaitu orang yang senang menjadi orang yang lebih dahulu tahu mengenai berita terbaru. Mereka senang mengumpulkan informasi sembari mengatur / mengelompokkan berita-berita yang ada. Collectors sering menggunakan RSS feed di komputer maupun smartphone mereka untuk mempersingkat waktu konsumsi mereka. Mereka juga senang mencantumkan tag untuk membantu mengatur informasi yang mereka temui. Tagging di sini tidak hanya terbatas pada foto di social network saja, tetapi juga website dan artikel apapun yang mereka temui di internet melalui situs-situs sosial bookmarking seperti Del.icio.us, Evernote, maupun Google Bookmarks.
  5. Joiners, yaitu hampir sama dengan conversationalists tapi berbeda, joiners tidak seaktif conversationalists, dia membuat akun di media sosial hanya sebatas untuk menjaga hubungan dengan teman, kenalan, dan keluarga.
  6. Spectators, yaitu konsumen yang aktif mengakses informasi di dunia maya. Konsumen yang aktifitasnya mengkonsumsi informasi yang sudah tersedia di ranah digital. Mereka akan sering membaca blog, menonton video dari konsumen lain, mendengarkan podcast, membaca forum online, membaca komentar orang lain, dan membaca penilaian / rating yang sudah ditinggalkan konsumen lainnya. Dengan kata lain, spectators lebih banyak menikmati apa yang sudah dikerjakan kelompok-kelompok sebelumnya di STP.
  7. Inactive, yaitu konsumen yang tidak berpartisipasi sama sekali dalam groundswell. Mereka hanya menggunakan internet untuk kegiatan-kegiatan mendasar seperti membuka email dan mencari informasi ringan. Kelompok ini tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan interaktif / sosial yang menjadi kekuatan utama web 2.0. Tentu saja di luar kelompok ini masih ada mereka yang belum menggunakan internet dan tidak bisa berpartisipasi sama sekali.
Setelah mempelajari mengenai STP menurut saya, saya termasuk pada kelompok Spectators, kenapa? Karena saya jarang berkomentar mengenai apa yang terjadi di media sosial, saya lebih banyak menikmati ataupun membacanya lalu kemudian ditutup. Mungkin saya hanya membicarakan pada orang-orang yang saat itu posisinya dekat dengan saya, misalnya sedang bersama teman-teman, atau berkumpul dengan keluarga.


Spectators disini adalah hanya orang yang memantau ataupun memiliki komentar tetapi tidak dikembangkan cukup untuk dikonsumsi sendiri. Biasanya konsumen yang memiliki karakteristik Spectators juga tidak ingin ribet, maksudnya adalah “malas” apabila terdapat sebuah masalah yang harus diselesaikan secara jauh ataupun melalui media sosial.